Sabtu, 23 Juli 2011

Rock, Revolusi, dan Iwan Fals

iwan fals 07
image hosting


Perkembangan politik dalam
sebuah negeri tentu saja ikut
mempengaruhi perkembangan
sebuah scene dan iklim
bermusik para musisi di negeri
tersebut.
Sebut saja musisi Tanah Air
yang "vokal" menyuarakan
kegelisahan hati masyarakat
dan keadaan sosial politik
Tanah Air di masanya seperti
Iwan fals.
Lewat lagu-lagunya, ia
'memotret' suasana sosial
kehidupan Indonesia di akhir
1970-an hingga sekarang,
serta kehidupan dunia pada
umumnya, dan kehidupan itu
sendiri.
Kritik atas perilaku
sekelompok orang (seperti
Wakil Rakyat, Tante Lisa),
empati bagi kelompok
marginal (misalnya Siang
Seberang Istana, Lonteku),
atau bencana besar yang
melanda Indonesia (atau
kadang-kadang di luar
Indonesia, seperti Ethiopia)
mendominasi tema lagu-lagu
yang dibawakannya.
Selama Orde Baru, banyak
jadwal acara konser Iwan
yang dilarang dan dibatalkan
aparat pemerintah, karena
lirik-lirik lagunya dianggap
dapat memancing kerusuhan.
Pada awal kariernya, Iwan
Fals banyak membuat lagu
bertema kritikan pada
pemerintah. Beberapa lagu itu
bahkan bisa dikategorikan
terlalu keras pada masanya,
sehingga perusahaan rekaman
yang memayungi Iwan Fals
enggan atau lebih tepatnya
tidak berani memasukkan
lagu-lagu tersebut dalam
album untuk dijual bebas.
Belakangan Iwan Fals juga
mengakui kalau pada saat itu
dia juga tidak tertarik
memasukkan lagu-lagu ini ke
dalam album.
Pada April 1984 Iwan Fals
harus berurusan dengan
aparat keamanan dan sempat
ditahan dan diinterogasi
selama dua minggu gara-gara
menyanyikan lirik lagu
Demokrasi Nasi dan Pola
Sederhana juga Mbak Tini
pada sebuah konser di
Pekanbaru.
Sejak kejadian itu, Iwan Fals
dan keluarganya sering
mendapatkan teror. Hanya
segelintir fans fanatik Iwan
Fals yang masih menyimpan
rekaman lagu-lagu ini, dan
sekarang menjadi koleksi
sangat berharga.
Saat bergabung dengan
kelompok SWAMI dan merilis
album bertajuk SWAMI pada
1989, nama Iwan semakin
meroket dengan mencetak
hits Bento dan Bongkar yang
sangat fenomenal.
Perjalanan karier Iwan Fals
terus menanjak ketika dia
bergabung dengan Kantata
Takwa pada 1990 yang
didukung penuh oleh
pengusaha Setiawan Djodi.
Konser-konser Kantata Takwa
saat itu sampai sekarang
dianggap sebagai konser
musik yang terbesar dan
termegah sepanjang sejarah
musik Indonesia.
Tidak seluruh album yang
dikeluarkan Iwan Fals berisi
lagu baru. Pada tahun-tahun
terakhir, Iwan Fals sering
mengeluarkan rilis ulang lagu-
lagu lamanya, baik dengan
aransemen asli maupun
dengan aransemen ulang.
Pada tahun-tahun terakhir ini
pula Iwan Fals lebih banyak
memilih berkolaborasi dengan
musisi muda berbakat.
Banyak lagu Iwan Fals yang
tidak dijual secara bebas.
Lagu-lagu itu menjadi koleksi
ekslusif para penggemarnya
dan kebanyakan direkam
secara live.
Beberapa lagu Iwan Fals yang
tidak dikomersialkan seperti
lagu Pulanglah yang
didedikasikan khusus untuk
almarhum Munir ternyata
sangat digemari yang akhirnya
direkam ulang dan
dimasukkan ke dalam "50:50"
yang beredar pada 2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sesama METALHEADS wajib saling berbagi pengetahuan, berikan komentar kalian sebagai tambahan ilmu. Hellyeaach !!!

add to any

Share