Selasa, 19 Oktober 2010

Konspirasi major label

Yah, sekarang Don Left
Thinker sementara lagi
berhenti membahas tentang
''Konspirasi dunia'' (tunggu aja
posting selanjutnya)
.Memangnya Konspirasi harus
dikaitkan dengan
Freemason,NWO,Illuminati,
dan Secret Societies lain nya,
saya jawab tidak. Don Left
Thinker akan membahas
Konspirasi dibalik
''Perusahaan Rekaman/Major
Label di Tanah Air maupun
Dunia'' yang menyimpan
kelicikan dan
ketidakadilan..memang
melakukan kelicikan dan
ketidakadilan sama pihak
mana?Artisnya?Manajemen
Artisnya?..jawaban nya adalah
keduanya sama-sama
dirugikan oleh Label
Rekaman..mari kita telusuri
mengapa kebanyakan artis-
artis di Tanah Air maupun
Dunia hanya bersifat
''temporary fame''..alias
terkenal sementara..
sumber:http://
www.musikator.com/
bagaimana-jika-industri-musik-
yang-salah/.http://

forum.detiksurabaya.com/
showthread.php
?
t=18594.http://
www.ardyans.co.cc/pendapat-
kaskusers-tentang-musik-

indonesia.htm.(dan lain nya
dari mbah google)
The Problem
Kita sudah ada di penghujung
era musik dimana era musik
mengalami komersialitas yang
sangat merebak diantara
masyarakat Dunia. Salah satunya
kita lebih ''berkonsentrasi''
dalam mengupas gerak-gerik
Industri Musik di Tanah Air. Ini
Statement nya:
. Tidak akurnya dan kurangnya
keikutsertaan Label Rekaman
dalam negosiasi manajemen si
Artis dalam pilar-pilar otonom
Industri Musik dari ketiga belah
terkait yaitu
(Artis.Manajemen.Dan Label),
satu tidak akur.. ya semuanya
tidak akan berjalan secara
lancar!.
. Conflict of Interest tingkat tinggi
akan terjadi apabila manajernya
keblinger dan bingung untuk
mendahulukan kepentingan
Artisnya atau Labelnya?, dan
akhirnya pasti manajemen yang
kurang ''balance'' dalam
mementingkan keduanya akan
menjadi jembatan menuju
pembentukan manajemen baru
yang akan direkrut oleh label,
manajemen lamanya gimana?
paling ngurusin kepentingan
pribadi nya artisnya doang,
urusan finansial tidak ikut terjun
karena sudah dipegang sama
manajemen baru dari label
barunya...kasihan juga kan?
. Merebaknya pembajakan musik
di tanah air dan menurun nya
penjualan album fisikal,
menyebabkan sang Label
mempunyai jalan pintas
mendirikan manajemen artis
yang ujung-ujungnya merugikan
artis nantinya yang akan dibuang
jauh-jauh. Major Label bukan
nya meresistensikan pembajakan,
namun malah berkomplot (tuh
kan ujung2nya konspirasi juga)
artis secara terus-menerus agar
sang Major Label menghindari
kebangkrutan, salah satunya
mereka deal dengan sang
pembajak apabila ingin
membuang artis lama dan
mentransisikan artis yang
baru...kesan nya ''yang lama
diusahain cari jalan keluar untuk
diganti dengan talenta yang
baru''.
. Dengan Mechanical Royaltynya
yang bersifat low/ rendah, hasil
analisa data penjualan album
biasanya bersifat manipulatif.
Sehingga ada dealing antara
Manajemen dengan pihak Label
agar artisnya dilarang bergabung
dengan KCI (Karya Cipta
Indonesia) dari ASIRI (Asosiasi
Industri Rekaman Indonesia)
maka mengindikasikan nantinya
artis akan lebih mudah di
eksploitasi oleh sang Major
Label , jadi Major Label sudah
ada dealing dengan ASIRI
dengan persetujuan yang
lengkap dan dilindungi oleh
beberapa firma. Jadi kalau di
exploit ama Label berharap
ngelawan? jangan harap!..bisa no
comment anda apabila
diteruskan masalahnya di
pengadilan hehehe..
Prediction From The Experts
Seorang Pengamat Musik, Wendi
Putranto memprediksikan di
masa depan Industri Musik
Indonesia apabila belum
berubah sama sekali:
. Masa depan band/artis baru
akan sepenuhnya dominan
dikuasai oleh label, bukan di
tangan manajemen utama nya,
jadi kesan nya bukan
Manajemen tapi MENEJEMEN
(MEjengin, NEmenin, JEmputin,
dan MENunggu si Artis)
.Pihak Label dianggap sebagai
''Investor'', namun sang
Manajemen tidak punya hak
untuk menginvestasikan sang
artis..
.Kontrol dominasi yang kuat dari
sang Major Label untuk
menghilangkan sisi artistik &
idealisme,estetika,dan
eksentrikisme dan sang artis yang
membawa banyak potensi,
namun dihilangkan begitu saja.
Dan artis hanya diperbolehkan
masuk ke dalam arus musik
dengan aliran yang masuk dalam
prosedur-prosedur pasar musik
yang ada..contoh pop melayu
(ST12,Wali),pop cinta-cinta an
(Afgan,Gruvi,Ran,Maliq n The
Essentials,Andra& the
Backbone..meski dicampur
rock,jazz,orchestra..yang penting
pop!), dan semua band yang
tidak ada kaitan nya dengan pop
ditendang jauh-jauh oleh Label
karena tidak sesuai prosedur
pasaran.
.Kecilnya kemungkinan royalty
income/pemasukan dari artis
karena mereka harus ''share
profit'' alias bagi keuntungan
dari royalty mechanical, live
show, merchandise, tour,
advertise, dan sebagainya.
.Tingkat eksploitasi akan
dipertajam lagi oleh sang Label
seperti penggelapan royalti, sales
report yang culas, dengan
ketidakadilan sang label untuk
membagi profit ke sang Artis .
Jika kita memandang Artis
sebagai seniman dengan talenta
yang tak ternilai maka
selanjutnya artis lebih diposisikan
disebut dengan ''kuli/budak
musikal''. Tidak menjamin semua
musisi mempunyai talenta yang
tak ternilai..apalagi yang masuk
ke dunia mainstream dan masuk
major records?
.Lain band, lain tingkat
eksploitasinya. ada yang gak
terlalu parah dan ada yang
sangat parah, sampai sang
pengamat musik ini mendengar
ada satu band nya yang
dipotong komisinya sebesar 45%
(gross) setelah bergabung
dengan Major Label..pantes aja
banyak yang langsung
surut..paling lama 2 tahun juga
udah beda idolanya!
.Sang Label mencari korban
talenta baru karena
kemungkinan besar manajemen
nya minim pengetahuan
finansial/bisnisnya dan belum
paham konstellasi industri musik
lokal, bahkan Internasional.
Biasanya sang Manajemen dan
Artis hanya mengimpikan iming-
iming ''fame & fortune''
ketimbang skill dan usaha nya.
.Cara kerja label hanya mirip
jarum suntik , sekali pakai
langsung buang. Artis pendatang
baru tidak akan di protect untuk
eksistensinya sepanjang umur
karirnya, kira-kira mereka hanya
di protect dan di support hanya
untuk eksis paling lama kurun
waktu 3 tahun. ''Easy come, easy
go!''..''Gampang Muncul,
Gampang Keluar!''
It Concludes
Dengan ini kita lihat buruknya
Industri Musik Indonesia ,
mereka hanya mementingkan
duit daripada skill dan potensi
diri dari sang artis, perlukah kita
mengacungkan jempol bahwa
Industri Musik Lokal/
Internasional ini hanya
menampilkan band dengan
aliran yang seragam, lagu tanpa
makna kecuali cinta..cinta..dan
cinta yang berlebihan (remember
what love truly is?),Isi video klip
yang vulgar, tiadanya Integritas
Stasiun Musik dan Label antara
pernyataan dan perbuatan
dengan adanya kampanye anti
HIV dan Global Warming , acara
pengisi show band-band lokal di
stasiun tv swasta yang jamnya
bertabrakan dengan jadwal
sekolah, setelah itu tren dari
sang idola yang tidak karuan?
saya rasa saya hanya punya satu
kalimat
YOU
TO THE MAINSTREAM MUSIC
INDUSTRY
TRIMS FOR THIS PAGE (VITO
LEFT THINKERS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sesama METALHEADS wajib saling berbagi pengetahuan, berikan komentar kalian sebagai tambahan ilmu. Hellyeaach !!!

add to any

Share